Relay adalah suatu alat sederhana yang menggunakan medan magnet untuk mengontrol sebuah saklar, seperti digambarkan pada Gambar 1. Ketika tegangan diterapkan ke koil masukan, maka arus yang dihasilkan akan menciptakan medan magnet. Medan magnet menarik logam switch ke arahnya dan menyentuh kontak, sehingga saklar akan tertutup. Kontak yang menutup jika coilnya terenergize disebut kontak normally open. Sedangkan kontak normally close mempunyai kontak yang menutup jika coilnya tidak terenergize.
Gambar 1 Schematic relay |
Relay dapat digunakan untuk membuat suatu rangkaian control logic, yaitu dengan cara mengkombinasikan kontak-kontak normally open dan normally close sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh, kita dapat merancang sebuah sistem pengisian air tandon secara otomatis seperti gambar berikut dengan menggunakan kontrol elektro-mekanis.
Gambar 2 Sistem pengisian tandon air otomatis |
Dari gambar 2 di atas dapat kita buat proses kontrolnya sebagai berikut :
- Jika level tangki low, maka pompa akan beroperasi atau “on” otomatis oleh level switch atas.
- Pompa juga dapat dioperasikan secara manual dengan tombol “start”.
- Jika level tangki tinggi, maka pompa akan berhenti atau “off” otomatis oleh level switch.
- Pompa juga dapat dihentikan secara manual dengan menggunakan tombol “stop”.
Prinsip kerja dari rangkaian di atas adalah jika PB start ditekan atau limit switch bawah aktif dan limit switch atas belum aktif maka kontaktor K1 akan aktif, sehingga motor pompa akan aktif. Rangkaian kontrol juga ditahan dengan menggunakan rangkaian latching dengan menggunakan kontak bantu dari K1, sehingga jika PB start dilepas, kontaktor masih tetap aktif, sehingga motor pompa masih bekerja.
Jika pada saat pompa bekerja mengisi tandon dan limit switch atas aktif atau PB stop ditekan, maka kontaktor akan kehilangan suplai dayanya, sehingga kontaktor akan tidak aktif dan motor pompa juga akan mati.
Dari rangkaian kontrol elektro-mekanis di atas, kita akan mengalami kesulitan jika ingin mengganti sistem kontrolnya, karena kita harus mengkabel ulang rangkaian kontrol di atas. Kasus tersebut adalah salah satu contoh dari kelemahan sistem kontrol elektro-mekanis, adapun kelemahan atau kekurangan sistem kontrol elektro-mekanis adalah sebagai berikut :
- Jika pada suatu saat kita ingin merubah proses kontrol dari sistem tersebut, maka kita harus mengkabel ulang rangkaian kontrol relay elektro-mekanis sistem tersebut, sehingga akan memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar.
- Rangkaian kontrol elektro-mekanis memerlukan ruang yang besar karena terdiri dari banyak komponen kontrol.
- Kita tidak bisa memonitor kerja sistem dari jarak jauh, kita hanya bisa memonitornya dengan melihat langsung ke lokasi sistem tersebut.
- Jika kita merancang sebuah sistem yang kompleks dengan kontrol elektro-mekanis, maka kita akan membutuhkan banyak relay dan kabel, sehingga biaya akan semakin besar.
- Jika kita akan membuat sistem yang sama di tempat yang lain dengan menggunakan kntrol logic relay, maka kita harus merangkai ulang wiring diagramnya, sehingga akan memerlukan banyak waktu.