CAPAIAN KETENAGALISTRIKAN INDONESIA per TRIWULAN II 2017

Salah satu tujuan besar yang harus diwujudkan Pemerintah Indonesia saat ini adalah adanya distribusi listrik yang merata, hak masyarakat terhadap energi dapat tercapai.

“Dari Sabang sampai Merauke harus dapat menikmati listrik, hal ini dapat dicerminkan melalui Rasio Elektrifikasi Indonesia yang telah mencapai 92,8 % di Triwulan II tahun 2017 ini.” Kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng dalam acara Press Conference capaian Sub Sektor Ketenagalistrikan yang diadakan di Kementerian ESDM pada Selasa, 19 September 2017.

Acara tersebut dihadiri juga oleh Sekretaris Direktur Jenderal  Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Agus Triboesono, Kepala Biro perencanaan kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, Direktur Pengadaan    Strategis 2 PLN Supangkat Iwan dan Direktur Bisnis Regional Maluku Papua Ahmad Rofiq.

Dirdan Strategis 2 Supangkat Iwan menjelaskan beberapa capaian yang telah dilakukan PLN selama 2017, dalam   program 35.000 MW, dari total kapasitas 37.826 MW sebesar 40% telah mencapai tahapan konstruksi pembangkit. Sementara untuk transmisi dari total 46.831 kms, 15% nya telah energize, 41% dalam tahapan konstruksi dan 44% dalam tahap pra-konstruksi. Untuk Gardu Induk dari total 109.199 MVA sebanyak 24% telah energize, 33% konstruksi dan 43% pra-konstruksi.

Perihal Energi Terbarukan PLN sedang membangun Wind Power pertama di Indonesia yaitu PLTBayu Sidrap      berkapasitas 70 MW di Sulawesi  Selatan. PLTBayu ini menggunakan total 30 turbin dengan kapasitas masing-masing 2,5 MW. Selain PLTBayu adapun PLTP Sarula yang beroperasi April lalu, juga PLTA Patang Toru 510 MW yang sedang dibangun.

“Untuk Energi Terbarukan pembangunannya sangat dibantu banyak oleh pemerintah,  mulai dari Gubernur, Kementerian dan  instansi lainnya. Hal ini tentu berdampak positif bagi kemajuan penggunaan Energi Terbarukan di Indonesia.” Kata Iwan.

Diregbis Maluku Papua Ahmad Rofiq memaparkan tentang progress pembangunan listrik desa yang 90 persen nya berlokasi di Maluku dan Papua.



“Dari 2.500 desa, sebanyak 2.389 desa berada di Maluku dan Papua dan hal ini menjadi salah satu prioritas PLN dalam melistriki Nusantara dan mengejar Rasio Elektrifikasi.” Papar Ahmad Rofiq.

Lebih lanjut Ahmad Rofiq menjelaskan beberapa alasan penjualan listrik yang menurun, salah satunya adalah pertumbuhan impor barang jadi dan setengah jadi menyebabkan industri domestik tertekan, penggunaan listrik jadi berkurang.

"Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), impor barang jadi dan  setengah jadi sampai dengan Mei 2017 (year on year) sebesar 15,6% sehingga industri dalam negeri mengalami tekanan produk dari luar negeri." Kata Ahmad Rofiq.

Beberapa hal tersebut membuat PLN harus semakin tanggap dalam menyerap penjualan listrik agar dapat menopang pertumbuhan ekonomi yang ditarget 5,4% di 2018.  (**)

sumber : plnkita
Previous
Next Post »