Sistem control elektro-mekanis dan system control PLC pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama, akan tetapi pada system control PLC, pembuatan logic dilakukan dengan software, tidak menggunakan hard wiring seperti pada system control elektro mekanis. Pada umumnya cara yang digunakan untuk memprogram PLC adalah menggunakan diagram ladder. Contoh dari diagram ladder dapat dilihat pada gambar diagram ladder sederhana. Untuk menafsirkan gambar tersebut, maka bayangkanlah bahwa power berada pada garis vertical di sebelah kiri, kita sebut sebagai hot rail. Pada sisi kanan disebut neutral rail. Pada gambar terdapat dua anak tangga (rung), pada tiap rung terdapat kombinasi dari beberapa input dan output. jika input diaktifkan atau dinonaktifkan pada kombinasi yang benar, maka power dapat mengalir dari hot rail melalui input menuju output dan pada akhirnya menuju neutral rail. Input dapat berasal dari sensor, switch atau jenis sensor yang lain. Output berupa peralatan di luar PLC yang akan diaktifkan atau dinonaktifkan, misalnya lampu atau motor. Pada rung yang paling atas, terdapat kontak normally open dan normally close. Jika input A on dan input B off, maka power akan mengalir melalui output dan akan mengaktifkannya. Kombinasi nilai input yang lain akan menyebabkan output X off.
Diagram Ladder Sederhana |
Pada rung kedua terdapat kombinasi ganda dari input yang akan mengaktifkan output Y. pada rung sebelah kiri, power dapat mengalir melalui sisi atas melalui C dan D jika C off dan D on. Power juga dapat melalui sisi bawah melalui E dan F jika E dan F kedua-duanya on. hal ini menyebabkan power telah melewati separuh dari rung, dan jika G atau H on maka power akan sampai ke output Y, sehingga output Y akan aktif.
Sebagai contoh, kita dapat membuat control logic pengendalian sistem pengisian air tandon secara otomatis dengan menggunakan PLC. Diagram ladder kontrol proses sistem di atas adalah sebagai berikut :
Sebagai contoh, kita dapat membuat control logic pengendalian sistem pengisian air tandon secara otomatis dengan menggunakan PLC. Diagram ladder kontrol proses sistem di atas adalah sebagai berikut :
Diagram Ladder PLC |
Prinsip kerja dari diagram ladder di atas adalah apabila motor pompa masih belum beroperasi dan PB start ditekan atau limit switch bawah aktif, maka “X0” atau “X3” akan aktif, sehingga coil output Y0 akan aktif, dan motor pompa juga akan aktif. Output coil “Y0” ditahan dengan menggunakan rangkaian latching dengan menggunakan internal relay coil “Y0”. Sehingga jika PB start dilepas maka motor masih akan tetap beroperasi sebelum limit switch atas “X2” aktif.
Ketika limit switch atas atau PB stop ditekan pada saat motor pompa sedang beroperasi, maka “X2” atau “X1” akan aktif, sehingga output “Y0” tidak aktif. Motor pompa juga akan berhenti beroperasi.
Dari diagram ladder di atas, dapat kita lihat bahwa input “X1” menggunakan contac NO karena push button stop sudah menggunakan NC, sehingga input “X1” tidak perlu menggunakan NC.
Untuk menghubungkan input dan output ke PLC, kita dapat merangkai diagram pengkabelannya seperti gambar berikut.
Ketika limit switch atas atau PB stop ditekan pada saat motor pompa sedang beroperasi, maka “X2” atau “X1” akan aktif, sehingga output “Y0” tidak aktif. Motor pompa juga akan berhenti beroperasi.
Dari diagram ladder di atas, dapat kita lihat bahwa input “X1” menggunakan contac NO karena push button stop sudah menggunakan NC, sehingga input “X1” tidak perlu menggunakan NC.
Untuk menghubungkan input dan output ke PLC, kita dapat merangkai diagram pengkabelannya seperti gambar berikut.
Diagram Pengkabelan Interkoneksi input-output dengan PLC |
Pada sistem kontrol PLC, program diagram ladder bersifat fleksibel, yaitu dapat kita modifikasi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Sehingga jika ingin merubah program hanya memerlukan waktu yang singkat tidak seperti pada rangkaian kontrol elektro-mekanis yang harus merangkai ulang pengkabelannya sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Foto berikut menunjukkan beberapa modul-modul input dan output dari PLC.
PLC mampu memonitor dan mengkontrol puluhan peralatan. Disusun dalam lemari kontrol (control cabinet), suatu PLC memerlukan ruang yang kecil, bandingkan ruang yang diperlukan oleh relei elektro-mekanikal untuk melakukan fungsi yang sama.
Satu kelebihan PLC yang tidak bisa dilakukan dengan relei elektro-mekanikal adalah pemantauan dan kontrol jarak jauh (remote monitoring and control) melalui jaringan komputer digital. Karena PLC adalah komputer digital dengan fungsi tertentu, yang mampu berkomunikasi dengan komputer lain dengan cukup mudah. Foto berikut menunjukkan komputer pribadi (PC) sedang menampilkan gambaran grafik proses pengaturan level cairan sesungguhnya (sistem pemompaan pengolahan air limbah) yang dikontrol denganPLC. Lokasi pemompaan sesungguhnya berada cukup jauh dari tampilan komputer tersebut.
Diagram ladder yang telah dibuat bisa dicopy agar bisa di download ditempat yang lain yang mempunyai sistem yang sama. Jadi untuk membuat sistem yang baru dengan proses kontrol yang sama tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama karena tidak perlu merangkai diagram ladder yang baru lagi. Tidak seperti pada kontrol elektro-mekanis yang harus merangkai ulang rangkaian kontrolnya jika ingin membuat sistem yang sama di tempat yang lain.
PLC mampu memonitor dan mengkontrol puluhan peralatan. Disusun dalam lemari kontrol (control cabinet), suatu PLC memerlukan ruang yang kecil, bandingkan ruang yang diperlukan oleh relei elektro-mekanikal untuk melakukan fungsi yang sama.
Satu kelebihan PLC yang tidak bisa dilakukan dengan relei elektro-mekanikal adalah pemantauan dan kontrol jarak jauh (remote monitoring and control) melalui jaringan komputer digital. Karena PLC adalah komputer digital dengan fungsi tertentu, yang mampu berkomunikasi dengan komputer lain dengan cukup mudah. Foto berikut menunjukkan komputer pribadi (PC) sedang menampilkan gambaran grafik proses pengaturan level cairan sesungguhnya (sistem pemompaan pengolahan air limbah) yang dikontrol denganPLC. Lokasi pemompaan sesungguhnya berada cukup jauh dari tampilan komputer tersebut.
Diagram ladder yang telah dibuat bisa dicopy agar bisa di download ditempat yang lain yang mempunyai sistem yang sama. Jadi untuk membuat sistem yang baru dengan proses kontrol yang sama tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama karena tidak perlu merangkai diagram ladder yang baru lagi. Tidak seperti pada kontrol elektro-mekanis yang harus merangkai ulang rangkaian kontrolnya jika ingin membuat sistem yang sama di tempat yang lain.